Ketika Diamnya Bumi Mulai Berubah Menjadi Jeritan
Kita sering mengira bumi sabar.
Padahal yang sabar bukan bumi
yang sabar adalah naifnya kita sendiri.
Bumi sudah lama mengirimkan kode:
angin panas yang makin penuh amarah,
langit yang berubah warna seperti luka memar,
laut yang naik perlahan seperti seseorang yang kehilangan kesabaran.
Dan di antara semua itu, manusia tetap merasa hebat,
tetap merasa berhak,
tetap merasa menjadi tuan rumah di tempat yang bahkan bukan miliknya.
Kita sering mengira bumi sabar.
Padahal yang sabar bukan bumi
yang sabar adalah naifnya kita sendiri.
Bumi sudah lama mengirimkan kode:
angin panas yang makin penuh amarah,
langit yang berubah warna seperti luka memar,
laut yang naik perlahan seperti seseorang yang kehilangan kesabaran.
Dan di antara semua itu, manusia tetap merasa hebat,
tetap merasa berhak,
tetap merasa menjadi tuan rumah di tempat yang bahkan bukan miliknya.
